Sabtu, 20 Juni 2020

Mas Menteri, Tontonlah Perjuangan Veveonah





Dengar pidato Mas menteri tempo hari waktu putuskan tahun ajaran baru, rasa-rasanya hidup di Indonesia benar-benar bagus. Sekolah atau kuliah tidak harus bertemu muka, tetapi dapat dilaksanakan dengan cara online. Semua bahan ajar berada di internet, tinggal didownload saja. Guru atau dosen dapat memakai aplikasi, entahlah Zoom, Goolge Room, atau WA serta semacamnya untuk mengajar. Muridpun dapat kerjakan masalah ujian melalui hp atau computer di dalam rumah, dapat nyontek juga tanpa ada diketahui.

Semua terlihat gampang dilaksanakan dengan suport tehnologi info karena revolusi industri versus 4.0. Jaringan internet ada dimana saja, server tanpa ada batas dapat upload serta ambil sepuasnya. Maklum dahulu kan Mas menteri sekolah di Amerika, jadi dipikir Indonesia ini telah sama dengan mereka, tidak perlu kuatir dengan melimpahnya koneksi internet yang telah menebar kemana saja sampai ke pelosok negeri. Buat Mas menteri belajar daring pasti biasa dilakukan waktu kuliah dahulu, jadi harusnya dapat dong dilaksanakan di sini.

Ngomong-ngomong Mas menteri, sempat melihat tindakan Veveonah di kanal yutubnya belum? Jika belum, monggo dilihat dahulu ya Mas. LInknya saya insert berikut ini ya. 

Lihatlah perjuangannya untuk memburu signal sampai bermalam di atas pohon karena sangat susahnya memperoleh signal di tempat tinggalnya. Ia ialah seorang mahasiswi kampus terkenal yang sangat terpaksa pulang kampung sebab kampusnya turut libur dikarenakan terpengaruh epidemi virus corona. Awalannya ia pikirkan hanya sesaat, jadi buku-buku kuliahnya didiamkan ditinggal di kamar kosnya, sesaat ia pulang cuma dengan bekal diri serta hapenya saja. Di tempat tinggalnya sendiri tidak ada listrik serta air hingga ia harus menumpang nge-cas hape di dalam rumah tetangganya (1).

Tapi sampai mendekati ujian datang, tidak ada pertanda akan kembali pada universitas. Diapun mulai belingsatan sebab di kampungnya tidak ada signal internet yang bagus. Sinyalnya sering menumpang melalui, jadi info lewat SMS atau WA juga seringkali telat masuk. Jika hanya untuk dengarkan kuliah kemungkinan tidak jadi masalah, dapat didownload terakhir atau pinjam catatan temannya. Nah jika ujian kan gak kemungkinan ada tayangan menunda. Jika tidak turut ujian, dapat dinyatakan ia akan mengulang-ulang kuliah tahun selanjutnya alias kudu buang uang lagi.

Pengertian Main Sabung Ayam Online

Pada akhirnya dengan sangat terpaksa diapun ke satu bukit yang cukup jauh dari tempat tinggalnya untuk cari signal yang kuat supaya bisa kerjakan masalah ujian dengan tenang tanpa ada kuatir putus koneksi. Sesudah bertemu satu pohon yang cukup teduh, diapun membuat rumah dari jaring untuk tempatnya tinggal semasa ujian. Tidak lupa ia bawa bekal berbentuk nasi bungkus daun pepaya serta air mineral dan powerbank untuk isi baterei hape jika telah habis.

Di rumah jaring itu ia kerjakan soal-soal ujian yang diawali pagi hari serta baru usai sore harinya dengan memakai hape. Sebab tanggung terburu gelap serta tidak ada sinar diperjalanan kembali pada tempat tinggalnya, diapun bermalam di dalam rumah jaring itu, ditemani nyamuk-nyamuk yang silih bertukar keluar masuk. Disamping itu seekor laba-laba pernah mengganggu waktu ia sedang istirahat makan siang antara dua ujian di sore dan pagi hari.

Untunglah Veveonah itu masyarakat negara tetangga yang kuliah di Universiti Malaysia Sabah. Demikian dengar videonya trending, pemerintah ditempat lewat Suruhanjaya Komunikasi serta Multimedia (SKMM) langsung memberi respon untuk membuat tower serta tingkatkan kualitas jaringan di Kampung Bilangau Kecil yang terdapat di samping Kampung Sapatalang, Pitas, Sabah tempat Veveonah tinggal (2). Diinginkan tower itu usai dibuat tahun kedepan serta bisa dipakai untuk layani koneksi internet masyarakat tempatan yang sejauh ini cuma mendapatkan signal 3G dengan situasi megap-megap juga.

Jika jadi masyarakat negara kita kemungkinan ia telah di-bully oleh warganet yang maha betul. Ia tentu akan disebut pansos, menumpang trending, ingin populer, atau apalah beberapa ribu tipe bullyan serta cacian tidak jelas. Pasti di seberang pasti juga ada makhluk netizen yang akan berlaku sebaliknya, memberikan dukungan ia sambil memaki pemerintah yang tidak siap sediakan jaringan internet sampai ke pelosok tanah air serta minimnya pengaturan antar kementerian dalam mempersiapkan perkuliahan daring. Dinyatakan videonya akan memancing gelud sama-sama warganet di dunia maya, lalu diundang DD di-podcastnya untuk klarifikasi seperti nasib aktris yutub lainnya.

Lantas bagaimana situasi di negara kita? Tanyalah pada mahasiswa yang pulang kampung, Mas menteri. Mereka mungkin saja punyai keluh kesah yang sama, tetapi boro-boro ingin buat video, lah wong hape saja pinjam temannya. Boro-boro ingin koneksi internet, sinyalnya saja sulit, justru banyak kampung yang belumlah ada listriknya. Kalaulah ada signal, tidak ada uang buat membeli paket ditambah lagi jika harus video call yang menggerus paket. Sesaat ongkos kuliah tidak segera turun, walau sebenarnya uangnya dapat digunakan buat membeli paket untuk alternatif bertemu muka. Jangan salahkan jika ke depan kualitas alumnus perguruan tinggi makin turun, jika kuliahnya saja cuma memercayakan koneksi internet yang belum rata ke semua tanah air.
Share:
Lokasi: Indonesia

Copyright © Edukasi | Powered by Blogger
Design by SimpleWpThemes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com